RESUME BUDIDAYA TANAMAN INDUSTRI
Disusun
Oleh :
Retno
Jumilah (20140220179)
PROGRAM STUDI
AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
I.
BUDIDAYA TANAMAN TEH
A.
Klasifikasi Teh
Kingdom :Plantae
Divisi :Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Divisi :Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas :
Dicotiledonae
Ordo :Parietales
Family :Theaceae
Genus :Camellia
Nama Latin atau Spesies : Camellia sinensis
Family :Theaceae
Genus :Camellia
Nama Latin atau Spesies : Camellia sinensis
B.
Syarat-Syarat Tumbuh
Tanaman Teh
1.
Iklim
·
Tinggi tempat 700- 2000
m dpl dan optimum 800-1200 m dpl
·
Suhu 15-25 C dan optimum 20-22 C
·
Curah hujan 1500-2000
mm/tahun
2.
Tanah
·
Ph tanah 4,5-6,5
·
Sifat fisik tanah baik, seperti stuktur kedalaman efektif tanah, bahan organikan kadar p total.
C.
Macam-Macam
Varietas/Klon
1.
Sinensis
var.sinensis
Ciri-ciri: berasal dari
Utara Himalaya, hidup di dataran tinggi, daun kecil tegak, bunga lebih cerah,
dikembangkan di Cina dan Jepang.
2.
Sinensis
var. Assamica
Ciri-ciri: berasal dari
Selatan Himalaya, daerah humid, daun lebar dan mendatar lebih hijau, dikembangkan
di India.
D.
Morfologi
· Akar
: pohon teh memilki akar tunggang yang panjang, dengan akar cabang yang sedikit dan kebanyakan tidak panjang..
Sistem perakaran teh dangkal.
· Batang
: cabang tanaman teh banyak, mulai
bagian bawah sampai atas.
· Daun
: daun teh merupakan daun tunggal yang duduk di tangkai hampir berseling. Helai
daun teh ujungnya meruncing dan bertulang menyirip. Tepi daun lancip atau
bergerigi. Daun teh memiliki fase pertumbuhan , yaitu aktif dan inaktif.
· Bunga
: bunga teh adalah termasuk bunga tunggal keluar dari ketiak daun cabang-cabang dan ujung batang.
· Buah
dan biji: buah teh mengandung tiga biji dan ada kalanya 4-5 biji. Warna biji
putih, sudah tua berubah coklat. Buah teh berbentuk bulat, bergaris tengah
antara 1,2-1,5 cm.
E.
Budidaya Tanaman Teh
1.
Pembibitan
Perbanyakan
tanaman teh dapat
dilakukan dengan cara generative dan vegetative. Perkembangbiakan generative melalui
perbanyakan benih, sedangkan
vegetative dengan
cara okulasi,
sambungan dan cangkok.
2.
Penanaman
· Persiapan lahan
Pembukaan
lahan teh meliputi pembongkaran tunggul-tunggul dan pohon, pembersihan semak dan gulma, pengolahan tanah, pembuatan saluran drainase.
· Pengolahan tanah
Pengolahan
tanah dengan
membuat teras
bertujuan untuk menghindari erosi.
· Pengajiran dan penentuan jarak tanam
Ukuran
anjiran atau jarak tanam yang digunakan adalah untuk tanah miring berukuran 60 cm x 120 cm,
tanah datar 75 cm
x 120 cm.
· Pembuatan lubang tanam
Penggalian
lubang, haru dipisahkan antara
lapisan atas dan lapisan bawah.
· Penanaman
Sebelum bibit ditanam di lapangan, sebaiknya diberi pupuk dasar yaitu TSP. Dosis pupuk dasar adalah 12,5 gr Urea, 5 gr TSP, dan 5 gr KCL. Bibit ditanam dengan hati-hti ke dalam lubang, kemudian ditutup kembali.
· Pohon pelindung
Pohon pelindung ada dua macam yaitu pelindung sementara dan pelindung tetap. Tujuan pohon pelindung adalah menahan kenaikkan suhu disekitar tanaman teh, melindungi tanaman dari angin kencang.
3.
Pemeliharaan
tanaman
· Penyulaman
Bahan
sulaman banyak digunakan berupa stump yang berumur 2-3 tahun.
· Pembuatan rorak
Guna
rorak bertujuan untuk meningkatkan daya menahan air dan mengurangi bahaya erosi. Ukuran rorak panjang 2 m, lebar 30 cm dan dalamnya 40 cm
· Pembuatan mulsa
Pembuatan
mulsa untuk
menekan pertumbuhan gulma, menambah bahan organic untuk mengurangi terjadinya erosi.
· Penyiangan
Penyiangan
secara manual menggunakan alat coter, cungkit, sabit dan ganco. Penyiangan dengan kimiawi untuk tanaman tua menggunakan herbisida rounvup dengan dosis 3 lt/ha interval penyemprotan 3 minggi sekali.
· Pemangkasan
Pemangkasan yang dilakukan pada umumnya adalah pemangkasan centering, pemangkasan produksi dan pemangkasan ajir. pemangkasan centering dilakukan masih mudah saat umur 6-7 bulan dipotong batang utama pada ketinggian 15-20 cm. pemangkasan produksi adalah pangkasan bersih tanpa menyisakan daun serta pemotongan ranting-ranting yang ukurannya kecil.
Pemangkaan ajir yaitu pangkasan 1-2 cabang dibagian tepi tanaman dimana yang ditinggalkan sekitar 200 helai.
4.
Pemupukan
Pupuk
dapat diberi pada awal dan akhir musim hujan sebanyak 3-4 kali setahun. Pemupukan pada bibit yang berasal dari polybag dilakukan 3-4 bulan setelah tanam.
5.
Hama penyakit
Hama
tanaman teh yaitu Enarmonia leuostoma (ulat penggulung daun), Setora nitens Wik (ulat srengenge), Attacus atla L. (ulat jedung) dll. Sedangkan penyakit tanaman teh yaitu cacar air, penyakit
akar merah, penyakit akar hitam dll.
6.
Panen
Hasil tanaman teh adalah pucuk dan daun mudah yang pemungutannya dengan cara dipetik. berikut kriteria tanaman teh yang
dapat dipanen/dilakukan pemetikan :
·
Tanaman telah berumur 30-31 bulan setelah tanam
·
Jumlah daun pada pucuk daun antara 4-6 helai
·
Bidang petik mencapai 60-70cm dengan ketinggian
jumlahnya hingga 60%
macam-macam
petikan menurut waktu petik:
·
Petikan jendangan
·
Petikan produksi
·
Petikan gendesan
Jenis petikan:
·
Petikan imperial: iambil peco aja
·
Petikan emas : p+1/k+1 atau b+1m
·
Petikan halus : p+2/k+1 atau b+2m
·
Petikan sedang : p+3/k+1
·
Petikan kasar : p+4/k+1
·
Petikan lempar : p+5/k+1
Faktor penentu rumus petikan
·
Harga teh di pasaran
·
Keadaan kebun
Siklus petik
teh 6-14 hari ditentukan oleh keadaan kebun dan letak kebun.
7.
Pengolahan Teh
Hijau
·
Pelayuan
·
Penggulungan
·
Pengeringan
·
Sortasi
·
Pengepaka
II.
BUDIDAYA TANAMAN KOPI
A.
Klasifikasi Kopi
Kingdom : Plantea
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :
Gentianacea
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies :
Coffea arabica; Coffea robusta; Coffea liberica
B.
Syarat-Syarat Tumbuh
Tanaman Kopi
1.
Iklim
·
Tumbuh
baik
pada kisaran zona 20o lintang utara dan selatan.
·
Kopi Arabika
rata-rata temperature tahunan antar 17-21o C atau pada ketinggian 800-1500 m dpl.
·
Kopi Robuta suhu rata-rata tahunan 21-24o
C atau ketinggian 0-400 m dpl.
·
Curah hujan antara 2000-3000 mm dengan musim kering lebih krang 3 bulan.
·
Intensitas cahaya dibawah 1000 “foot candle”.
2.
Tanah
·
sifat fisis tanah harus gembur, subur, banyak mengandung humus dan tekstur tanah baik.
·
Sifat kimiawi tanah agak asam dengan ph 5,5-6,5.
C.
Macam-Macam Varietas/Klon
1. Kopi Arabika
Ciri-ciri : Berdaun kecil,
halus mengkilat, panjang daun
12-15 x 6 cm, panjang buah 1,5 cm. Berasal
pegunungan Ethiopia dan tumbuh baik pada dataran tinggi 1.500-2.000 m dpl.
2. Kopi Canephora
Ciri-ciri : Daun besar, dan panjang daun
lebih dari 20 x 10 cm bergelombang, panjang buah lebih kurang
1,2 cm. berasal dari hutan katulistiwa di Afrika dan tumbuh baik
antara 10 o garis lintang utara dan selatan dengan ketinggian 1.500
m dpl.
3. Kopi Liberika
Ciri-ciri : Daun lebat,
mengkilat, buah besar sampai 2/3 cm, tetapi biji kecil.
D.
Morfologi
·
Akar : tanaman
kopi berakar tunggang, lurus
kebawah , pendek dan kuat.
Panjang 45-50 cm
·
Daun : berbentuk
bulat telur dengan ujung runcing, tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun berdampingan,
daun dewasa berwarna hijau tua sedangkan daun mudah berwarna perunggu.
·
Batang dan cabang :
batang tumbuh dari biji disebut batang
pokok. Batang ada dua macam yaitu cabang tegak lurus dan cabang
kesamping.
·
Bunga : bunga kopi tumbuh pada cabang primer atau cabang sekunder. Tiap kelompok 4-6 kuntum bunga.
·
Buah : bunga sampai menjadi buah masak memakan waktu 7-9 bulan. Buah
kopi mudah berwarna hijau, setelah tua menjai kuning dan masak menjadi merah. Besar buah kira-kira 1,5 x 1 cm.
E.
Budidaya Tanaman Kopi
1.
Pengolahan tanah atau
pembukaan tanah untuk penanaman
Persiapan lahan mulai dari pembukaan
lahan, pengolahan tanah dan pembuatan teras. Didalam pembukaan lahan terutama
membersihkan pohon-pohon hasil tebangan sebelum dilakukan pengolahan tanah.
Pembuatan lubang tanam dapat dibuat 3-6 bulan.
2.
Persemaian dan
pembibitan
Pembibitan
bisa dilakukan secara generative yaitu dengan biji dan
pembibitan secara vegetative yaitu sambungan dan stek. Awal persemaian benih ditanam sedalam 0,5 cm dengan jarak 2,5
cm x 2,5 cm. Setelah 5-6 minggu tumbuh menjadi stadium kepel. Umur 2,5-3 bulan di persemaian bibit dipindahkan
ke pembibitan. Pembibitan kopi membutuhkan waktu ± 6 bulan, baru dapat dipindahkan di
lapangan.
Bibit ditanam pada jarak 20 cm x 20 cm, 25 cm x 25 cm, 20 cm x 30 cm dengan
dalam ±10 cm.
3.
Penanaman
Jarak tanam
harus memperhatikan jenis
kopi, keadaan lahan, kesuburan tanah dan tipe iklim. Penanaman kopi yang
baik perluh diperhatikan ialah keadaan bibit, bentuk tanaman bibit dan waktu
cara menanam.
Jarak tanam
|
Jenis Kopi
|
|
Robusta
|
Arabika
|
|
Segiempat
|
2,50 x2,50 dan 2,75 x 2,75 m
|
2,00 x2,50 dan 2,50 x2,50 m
|
Pagar
|
1,75 x1,75 m
|
1,50 x3,00 m
|
P agar ganda
|
2,00 x 2,0 x 3,5 dan 1,00 x 2,0 x 4,0 m
|
1,5 x1,5 x 3,0 dan 1,5 x1,5 x 4,0 m
|
Ukuran lubang
tanam berkisar 40 cm x 40 cm x 40 cm hingga 100 cm x 100 cm x 100 cm.
4.
Pemeliharaan
Pemeliharaan
tanaman kopi meliputi yaitu penyulaman, pemupukan dan pemangkasan.
·
Penyulaman
Setelah bibi ditanam di
areal kebun, periksa pertumbuhan bibit tersebut setidaknya seminggu dua kali.
Setelah bibit berumur 1-6 bulan periksa sedikitnya satu bulan sekali. Selama
periode pemeriksaan tersebut, bila ada kematian pada pohon kopi segera lakukan
penyulaman.
·
Pemupukan
Pemberian pupuk untuk
budidaya kopi bisa menggunakan pupuk organik atau pupuk buatan. Pemupukan harus
disesuaikan oleh kebutuhan tanaman dan iklim.
·
Pemangkasan
Macam-macam pemangkasan
kopi:
· Pemangkasan
bentuk
Membentuk kerangka
tanaman yang kuat dan seimbang.
· Pemangkasan
produksi
Mempertahankan kerangka
tanaman yang telah diperoleh melalui pemangkasan kasan bentuk.
· Pemangkasan
rejuvinasi
Untuk meremajakan
batang.
5.
Panen dan pengolahan
·
Panen pemanenan kopi
memerlukan waktu 8-12 bulan awalberbunga sampai matang. Ciri-ciri kopi yang
sudah masak yaitu kulit buah berwarna merah.
·
Pengolahan hasil
Kopi
memiliki rendemen tergantung spesiesnya. Robusta memiliki rendemen 22-24 %,
Arabika 16-18 % dan Liberika 10-12 %. Ada dua cara pengolahan kopi:
- Pengolahan buah
kering yang disebut OIB ( Oast Indesche Breiding)
Tahap-tahap
pengolahan kering yaitu pengeringan, pengupasan dan sortasi. Pengeringan kopi glondong dilakukan dengan menjemur dan belum dijemur dilakukan pemecahan kulit. Setelah kopi kering
dilakukan
pengupasan
kulit luar dan
kulit tanduk,
dan kulit ari dengan cara menumbuk atau dengan huller.
- Pengolahan buah basah
yang disebut WIB ( West Indesche Breiding)
Proses pengolahan kopi basah melalui tahapan pengolahan mulai ari sortasi kopi glondong, pengelepasan daging buah, perendaman, pencucian, pengeringan, pengelepasan kulit tanduk, dan sortasi biji kopi. Fermentasi basah selama 36-60 jam.
III.
BUDIDAYA KELAPA SAWIT
A.
Klasifikasi Tanaman
Kelapa Sawit
Kelas :
Angiospermae
Subkelas :
Monocotyledoneae
Ordo :
Cocideales
Famili :
Palmae
Subfamili :
Cocoideae
Genus :
Elaeis
Spesies :
Elaeis quineensis
B.
Syarat-Syarat Tumbuh
Tanaman Kelapa Sawit
1.
Iklim : suhu optimal 20
C, namun dapat tumbuh antara 24-27 C dengan kelembapan tinggi, curah hujan sekitar 2.000 mm/tahun.
2.
Tanah : jenis tanah
untuk tanaman kelapa sawit sangat bervariasi, seperti tanah podsolik, latosol dan oxisol.
Drainase tanah harus baik.
C.
Macam-Macam
Varietas/Klon
Tanaman kelapa sawit
digolongkan berdasarkan:
1.
Tebal tipisnya cangkang
: dikenal dengantiga tipe, yaitu Dura,
Pisifera dan Tenera
2.
Warna buah : dikenal
tiga tipe, yaitu Nigrescens, Virescens dan Albescens.
D.
Morfologi
1. Akar
: serabut, perakaran sangat kuat, tidak berbuku, berwarna putih atau
kekuningan, bentuk ujungnya meruncing sehingga menerobos ke dalam tanah, ujung
akar tubuh terus.
2. Batang
: tumbuh tegak, diameter 40-60 cm, tertutup pangkal pelepah, batang cukup keras, kuat dan beruas.
3. Daun
: daun bersirip genap, bertulang sejajar, panjangnya 3-5 m. Rumus daun kelapa
sawit 3/8. Daun kelapa sawit bersifat bergerombol, roset.
4. Bunga
: bunga bersifat monoecious atau berumah satu. Setiap tandan bunga terdiri dari 100-200 cabang bunga dan setiap
cabang mengandung 30 kuntum. Diperkirakan bunga betina per tandan 3.000-6.000
kuntum.
5. Buah
: buah kelapa sawit terdiri dari 3 bagian yaitu bagian luar terdiri dari kulit
luar yang keras, sabut dan daging buah. Berat TBS awal 3-6 kg, berkembang 25-35
kg.
E.
Budidaya Tanaman Kelapa Sawit
1.
Pembibitan
a. Lokasi pembibitan
Syarat –syarat lokasi pembibitan adalah:
· Lokasi pembibitan sebaiknya datar dan rata, bila tidak datar sebaiknya dibuat teras.
· Lokasi pembibitan dekat dengan air dan selalu tersedia air untuk penyiraman.
b. Sistem pembibitan
Sistem pembibitan kelapa sawit menggunakan kantong plastik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pembibitan dua tahap dan pembibitan satu tahap.
1) Pembibitan dua tahap
· Pembibitan awal (Pre
nursery)
Siapkan bedengan-bedengan dengan ukuran 1,6 x 20 x 0,2 cm dengan jarak antar bedengan 0,80 m. siapkan polybag ukuran 15 cm x 23 cm. isi polybag dengan tanah . sebelum bibit kecambah ditanam, polybag disiram air agar tidak terbentuk rongga. Bibit kecambah ditanam sedalam 2-3 cm. setelah 7-10 hari plumula akan muncul. sekali bibit perlu dipupuk larutan urea 0,20 %% dengan disemprot sekali seminggu.
· Pembibitan utama (Main
nursery)
Main
nursey : polibag besar diisi tanah, bibit pre nursey dipindahkan dalam polibag
besar, polibag diatur jarak tanam 70-90 cm dan penyiraman intensif, penyiangan
pada polibag dan lahan, diberi pupuk nitrogen. Lama pembibitan 9 bulan.
2)
Pembibitan satu tahap
siapkan polybag 45 cm x 60 cm engan tebal 0,11. Isi polybag dengan tanah. Tanam kecambah bibit kelapa sawit. setelah ditanam diberi naungan dari daun kelapa, daun nipah atau daun kelapa sawit agar tidak terkena sinar matahari, naungan dibuka umur 1,5-2 bulan. Jarak tanam 0,8 m antar bedenga. Bibit dipindahkan ke lapangan setelah berumur 10-12 bulan, optimal umur 12-14 bulan.
c. Pemindahan bibit ke lapangan
Memindahkan bibit ke lapangan harus diusahakan agar bibit tersebut tidak mengalami kerusakan dan polybag tidak rusak atau pecah.
2.
Pembukaan Lahan
a. Bukaan baru (new planting) pada hutan primer, hutan sekunder atau area ditumbuhi lalang.
b. Konversi, yaitu pada areal yang sebelumnya ditanami perkebunan.
c. Bukaan ulangan (replanting), yaitu areal yang sebelumnya juga ditanami kelapa sawit.
Luas lahan perkebunan kelapa sawit berkisar antara 6.000-12.000 hektar. Pembukaan lahan
perkebunan dilakukan
kelapa sawit
dapat dilakukan secara mekanis, khemis atau manual.
3.
Proses Penanaman Kelapa
Sawit
·
Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam
dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop
LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki
sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan
kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman
tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan
selesai.
·
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam
dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50×40 cm sedalam 40 cm. Sisa
galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9×9×9 m. Areal
berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi
lereng.
·
Cara Penanaman
Penanaman
pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum
tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan
masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah
dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran
tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara
merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4
tutup/tangki). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun cara
penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPER NASA diencerkan
dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter
air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
4.
Pemeliharaan Tanaman
·
Penyulaman dan Penjarangan
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.
·
Penyiangan
Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma. Penyiangan bisa dilakukan manual atau kimiawi.
Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma. Penyiangan bisa dilakukan manual atau kimiawi.
·
Pemupukan
Pemupukan
kelapa awit ada tiga tahapan yaitu tahapan pertama dilakukan masih
mudah/dipembibitan, kedua pada tanaman dewasa, dan ketiga tanaman telah menghasilkan.
Menentukan jenis pupuk harus mempertimbangkan aspek teknis dan aspek ekonomi.hasil
pemupukan yang optimal bila curah hujan 100-250 mm.
5.
Panen dan
pengolahan
Setelah
pohon sawit berumur sekitar 2,5 sampai 3 tahun, akan mulai berbuah pasir. Masa
produktif dapat berlangung antara 40-50 tahun. Kriteria panen yaitu brondolan
jatuh ke piringan. Hasil tandan dipotong dan diangkut ke TPH. Pengolahan minyak
kelapa sawit diperoleh dari daging buah dan inti sawit. skema prosesing
pembuatan minyak goreng.
Minyak sawit (100 %)
|
Neutralisasi
|
Minyak goreng 58,5 %
|
Asam lemak bebas
(ALB) 1,5 %
|
Bagian cair 70 %
|
Bagian padat 30 %
|
Pemutihan
|
IV.
BUDIDAYA KARET
A.
Klasifikasi Tanaman Karet
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brasiliensis
B.
Syarat-Syarat Tumbuh
Tanaman Karet
1.
Iklim
·
Kebanyakan
perkebunan karet dengan letak
lintang antara 15o LU hingga 10o LS.
·
Curah hujan sekitar 2000mm/tahun dengan jumlah hari
hujan 100-150 hari.
·
Tanaman karet tumbuh pada dataran rendah 0-400 m dpl
·
Temperature 25o-30o C
·
Intensitas matahari minimum 5-7 jam/hari.
2.
Tanah
Tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti tanah
berpasir, laterit merah dan padsolik kuning, tanah abu tanah gunung, tanah berliat serta tanah yang
mengandung peat.
C.
Macam-Macam
Varietas/Klon
1.
Klon
IRR 220
Klon IRR
220 produksi kumulatif 5 tahun pertama adalah 10.511 kg/ha, kumulatif 10 tahun
adalah 20.086 kg/ha dan kumulatif 15 tahun mencapai 32.865 dengan rata-rata ≥
2191 kg/ha/th. Potensi kayu yang dapat
dihasilkan untuk volume kayu batang bebas cabang = 0,61 m3/ph, volume kayu
kanopi = 0,28 m3/ph dan volume kayu total = 0,89 m3/ph.
2.
Klon IRR 230
Produksi kumulatif
5 tahun pertama klon IRR 230 adalah 9080 kg/ha, kumulatif 10 tahun adalah
17.370 kg/ha dan kumulatif 15 tahun adalah 31.422 kg/ha dengan rata-rata ≥ 2095
kg/ha/th. Potensi kayu yang dihasilkan (umur 20 tahun) untuk volume kayu batang
bebas cabang = 0,76 m3/ph, volume kayu kanopi = 0,41 m3/ph dan volume kayu
total = 0,17 m3/ph.
D.
Morfologi
1.
Akar :
perakarannya padat/kompak, akar tunggangnya dapat menghunjam
tanah hingga 1-2 m.
2.
Batang : batangnya
bulat/silinder kulit kayunya halus, rata
berwarna pucat hingga kecoklatan,
sedikit
bergabus.
3.
Daun : daun tanaman karet adalah
trifoliate, tangkai daun panjang,
serat daun
tampak jelas, kasar. Daun tersusun melingkar batang, berambut
4.
Bunga : bunganya
bergerombal muncul di ketiak daun
5.
Buah : buah
karet masak 5-6 bulan sejak penyerbukan.
E.
Budidaya Tanaman Karet
1.
Pembibitan
· Waktu pembibitan tergantung musiman dan lokasi
· Masa pembibitan disetiap daerah berbedah tergantung pada iklim. Okulasi setelah bibit batang berumur
4-5 atau Juli-Agustus.
· Benih karet dikecambahkan dibedengan tanah pasir, bedengand iberi naungan dan disiram setiap hari. Kecambah berumur 9-14 hari baru dipindahkan ke pesemaian. Jarak tanam 50 cm x
35 cm x 35 cm.
2.
Penanaman
Bibit karet okulasi ditanam dalam lubang tanam dengan ukuran 45 cmx 45 cm x 45 cm. sebelum tanam, lobang tanam diberi pupuk rock-phosphate 100 gr/lobang. Jarak
tanam yang ianjurkan 8-10 m antar baris an 2-3 m dalam barisan.
3.
Tanaman penutup
tanah
· Leguminosa mempunyai manfaat yaitu kemampuannya mengikat
nitrogen bebas udara
· Tanaman sela berpengaruh terhaap kesuburan maupun sifat fisik tanah.
4.
Pemeliharaan
tanaman
Masa prouktif karet mencapai
30-35 tahun. Perawatan tersebut antara lain meliputi
pemberantasan gulma, pemupukan,
pemberian mulsa dan sebagainya.
5.
Panen
· Penyadapan dilakukan pukul 06.00 hingga 09.00
· sesudah dilakukan sadapan lateks mengalir saluran v dan menetes tegak lurus ditampung wadah.
· Hasil lateks dapat ditingkatkan dengan pemberian stimulant
6.
Pengolahan
· Hasil lateks diangkut ke pabrik, pertama kali dilakukan pemberian kotoran.
· Selanjutnya diberi zat anti koagulant, selanjutnya penyaringan.
· Sesudah penyaringan karet dipadatkan, proses pembekuan berlangsung pada ph 4,2-4,6
· Karet digiling/dipres, selanjutnya pencucian.
· Karet bersih diasapkan atau dikeringkan
· Proses pengasapan berlangsung 3 hari, suhu berkisar 40-60o C
V.
BUDIDAYA KAKAO
A.
Klasifikasi Tanaman Kakao
Sistematika tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo adalah sebagai
berikut:
Devisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Anak kelas : Dialypetalae
Bangsa/Ordo : Malvales
Suku/familia : Sterculiceae
Jenis : Theobroma cacao
B.
Syarat-Syarat Tumbuh
Tanaman Kakao
1.
Iklim
· tanaman
coklat ideal dengan Curah hujan1100-3000 mm/tahun
· Suhu
ideal bagi kakao, untuk suhu maksimum 30-32 c dan suhu minimum 18-21 c
· Kelembaban
nisbi antara 50-60 persen mempunyai daun lebat dan berukuran besar
· intensitas
sinar matahari bagi tanaman kakao berumur 12-18 bulan sekitar 30-60 persen, sedangkan untuk
tanaman menghasikan sekitar 50-75 persen.
· Angin,
tanaman kakao tidak tahan hembusan angin yang kencang karena daun kakao mudah
gugur.
2.
Ketinggian tempat
Optimum : 0-500 m dpl,
maks 800 m dpl
3.
Tanah
·
Tidak asam (warna hitam
atau coklat tua) dan tanah gembur
·
Tekstur lempung berpasir
·
Kadar hara tinggi dan
seimbang
·
Ph 5-7
C.
Macam-Macam
Varietas/Klon
Kakao secara garis
besar dapat dibagi menjadi dua tipe besar yaitu :
1.
Criollo
· Criollo
Amerika Tengah
· Criollo
Amerika Selatan
2.
Forestero
·
Forestero Amazona
·
Trinitario
Criollo
termasuk kakao yang bermutu tinggi. Criollo memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
· Pertumbuhan
tanaman kurang kuat dan produksinya relatif rendah. Tunas-tunas muda umumnya
berbulu
· Masa
berbuah lambat
· Agak
peka terhadap serangan ham dan penyakit
· Kulit
buah tipis dan lunak
· Hasil
rendah dan kualitas baik
· Biji
besar, kotiledon putih
· Tiap
buah berisi 30-40 biji
· Warna
buah mudah umumnya merah dan bila masak menjadi oranye
· Contoh
dari tipe Criollo adalah DR 1, DR 2, DR 38
Forastero umumnya
termasuk kakao bermmmutu rendahatau disebut kakao curah. Tipe Forastero
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·
Pertumbuhan tanaman
kuat dan produksinya lebih tinggi
·
Masa berbuah lebih awal
·
Umunya diperbanyak
dengan semaian hibrida
·
Relatif lebih tahan
terhadap serangan hama dan penyakit
·
Kulit buah agak keras
dan tebal tetapi permukaanya halus
·
Biji kecil,
endosperma/bijinya berwarna ungu
·
Rasa biji lebih pahit
·
Kulit buah berwarna
hijau
·
Contoh kakao tipe
Forastero adalah : 1 CS, Sca, GC
Trinitario
merupakan hasil persilangan Criollo dan Forastero. Hasil persilangan
menghasilkan jenis baru yang bermutu baik buah dan bijinya besar. Sebagai
contoh adalah klon Jati Runggo. Walaupun ciri-ciri bijinya seperti Criollo
namun merupakan hasil persilangan. Jenis Trinitario dapat dibedakan menjadi
empat golongan, yaitu:
·
Angoleta, dengan
ciri-ciri sbb:
-
Bentuk luar mendekati
Criollo.
-
Kulit luar sangat
kasar, tanpa bottle neck, buah besar, beralur dalam.
-
Biji bulat, mutu
superior
-
Endosperm/bijinya
berwarna ungu
·
Cundeamor, dengan
ciri-ciri sbb:
-
Bentuk buah seperti
Angoleta, kulit buah kasar, bottle neck jelas, dan alur tidak dalam.
-
Bijinya gepeng dan mutu
superior.
-
Endosperm ungu gelap.
·
Calaba cillo, dengan
ciri-ciri sbb:
-
Buah pendek dan bulat,
kulitnya sangat halus dan licin, tanpa bottle neck, sedangkan alur buahnya
dangkal.
-
Biji gepeng dan rasanya pahit.
-
Endosperm berwarna ungu
·
Amelonado, dengan
ciri-ciri sbb:
-
Bentuk buah bulat
telur, kulit sedikit halus, ada yang memiliki bottle neck ada pula yang tidak,
dan alu-alur buah jelas.
-
Bijinya gepeng, mutu
ada yang sedang dan ada yang superior
-
Endosper berwarna ungu
D.
Morfologi
·
Akar : tunggang (radix primaria) dengan akar lateral
15-30 cm
·
Batang : Jorquette (cabang
primer), ketinggian jorquette yang ideal 1,2-1,5 m agar tanaman dapat
menghasilkan tajuk yang baik dan seimbang.
·
Percabangan dimorfisme
yang berarti mempunyai dua macam tunas vegetatif, tunas yg tumbuh tegak ke
atas (ortotrop) dan tunas tumbuh
kesamping ( plagiotrop).
·
Chupon (tunas air)
dibawah jorquette
·
Daun : Ujung tunas berwarna
merah (flush), permukaan seperti sutera. Setelah dewasa, warna daun berwarna
hijau dan permukaan kasar.
·
Tangkai daun bersisik
halus dan berbentuk silinder.
·
Bunga : Jumlah bunga mencapai
5.000-12.000 bunga per pohon per tahun, namun jumlah buah matang yg dihasilkan
hanya satu persen. Bunga
sempurna (hermaprodit)
·
Buah : Buah coklat daging bijinya sangat lunak. Kulit buah
mempunyai 10 alur dan tebalnya 1-2 cm. Buah masak 5-6 bulan (10-20 cm) berisi
biji sebanyak 30-50 dan biji dibungkus pulp.
E.
Budidaya Tanaman Kakao
1.
Persiapan lahan
Persiapan lahan
merupakan langkah awal untuk menentukan keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kakao.
2.
Pengaturan jarak tanam
·
Pemasangan ajir
·
Pembuatan lubang tanam
dengan jarak tanam optimum 4 x 2 m atau
3,5 x 2,5 m.
3.
Pohon pelindung/penaung
·
Penaung sementara
Pohon pelindung
sementara bermanfaat bagi tanaman yang belum menghasilkan, terutama yang
tajuknya belum bertaut. Contoh maghonia
macrophylla ( flemingia congesta).
·
Penaung tetap
Pohon pelindung tetap
bermanfaat bagi tanaman yang telah mulai menghasilkan. Penaung tetap diperlukan
dalam jangka waktu yang lama dan bersifat permanen.
·
Syarat penaung tetap:
Memiliki tajuk yang tinggi melebihi tinggi tanaman kakao, mudah dilakukan
pemangkasan, tidak mudah tumbang atau patah, penerus sinar matahari secara
tersebar dan bukan merupakan inang hama dan penyakit yang menyerang kakao.
Contoh tanaman pelindung tetap yaitu famili leguminose, leucaena spp, petai dan
kelapa.
4.
Pembibitan
· Cara
generatif (dengan biji)
Umur 21 hari bibit
dipindahkan ke polybag ukuran 25 x 30 cm. Bibit yg telah berumur 4-6 bulan di
polybag telah siap ditanam dilapangan.
· Cara
vegetatif
Bibit berupa stek batang terbaik berasal dari
cabang pucuk dua helai daun yang dipotong separuh diambil dari cabang yg titik
tumbuhnya sedang dalam keadaan istirahat (dorman). Sebaiknya pohon induk
berumur 4 tahun lebih.
· Cara
generatif - vegetatif ( okulasi dan sambungan)
Okulasi dilaksanakan
setelah cokelat berumur satu tahun dengan lilitan batang lebih kurang 4 cm.
Okulasi dapat dilakukan di polybag dengan ukuran polybag 45 x 0 cm. Untuk
okulasi di polybag bibit sebaiknya sudah berumur 4-6 bulan dan sedang dalam
keadaan flush.
5.
Penanaman
Penanaman dilakukan
sebaiknya awal musim penghujan. Teknik penanamannya adalah dengan terlebih
dahulu memasukkan polybag ke dalam lubang tanam, setelah itu denagn menggunakan
pisau tajam polybag disayat dari bagian bawah
kearah atas. Polybag yang terkoyak dapat mudah ditarik dan lubang
ditutup kembali dengan tanah galian. Pemadatan dilakukan dengan bantuan kaki,
permukaan tanah harus lebih tinggi dikarenakan untuk mencegah penngenangan air
di sekitar batang yang dapat menyebabkan pembusukan. Bibit yang baru ditanam di
lapangan peka akan sinar matahari. Bibit perluh diberi naungan sementara dengan
menancapkan pelepah kelapa sawit atau kelapa di sebelah timur dan barat.
6.
Pemeliharaan
· Pemangkasan
Pemangkasan dimaksudkan
untuk mendorong agar tanaman kakao mampu berproduksi tinggi. Tujuan pemangkasan
yaitu: 1) memperoleh kerangka dasar (frame)
tanaman kakao yang baik, 2) mengatur penyebaran cabang dan daun-daun produktif
pada tajuk tanaman bisa merata, 3) membuang bagian tanman yang tidak dikehendaki
antara lain tunas air, cabang yang sakit, 4) merangsang agar tanaman membentuk
organ baru, 5) menekan resiko terjadinya serangan hama dan penyakit dan 6)
meningkatkan kemampuan tanaman untuk membentuk buah.
Tahap-tahap
pemangkasan:
-
Pemangkasan bentuk
yaitu pemangkasan yang ditujukan untuk membentuk kerangka tanaman kakao yang
baik.
-
Pemangkasan
pemeliharaan yaitu pemangkasan yang ditujukan untuk memelihara agar kerangka
tanaman kakao belum menghasilkan yang sudah baik tetap dipertahankan.
-
Pemangkasan produksi
yaitu pemangkasan yang ditujukanuntyuk mendapatkan distribusi daun yang
produktif secara merata di dalam tajuk tanaman kakao dengan membuang daun-daun
yang kurang produktif.
·
Pemupukan
Cokelat/kakao dipupuk
setelah berumur dua bulan di lapangan. Pada TBM diharapkan mampu meningkatkan
pertumbuhan vegetatif dan mempertahankan daya tahan tanaman terhadap hama dan
penyakit. Pemupuka pada TBM dilaksanakan dengan cara menabur secara merata
dengan jarak 15-50 cm ( untuk umur 2-10 bulan) dan 50-75 cm ( untuk umur 14-20
bulan) dari batang utama.
·
Pengendalian OPT
Pengendalian gulma dala
areal pertanaman kakao biasanya dilaksanakan pada masa TBM. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara
manual atau kimiawi di pembibitan, pada saat tanaman masih muda, maupun pada
aeral TM yang ditumbuhi gulma yang tahan terhadap ketersadiaan cahaya minimum.
Tanaman kakao agar tidak mudah terserang hama dan
penyakit yaitu sanitasi lahan. Tanaman kakao yang terserang penyakit harus
dibakar agar tidak menyebar ketanaman yang lainnya. selain itu pengendalian
menggunakan pestisida juga penting dilakukan. Untuk hama seperti ulat kilan,
ulat jaran, kutu, ngengat buah dapat dilakukan dengan mengaplikasikan
insektisida. Sedangkan untuk penyakit yang diakibatkan oleh jamur dapat dikendalikan
dengan fungisida.
7.
Panen
Sejak fase pembuahan
sampai menjadi buah dan matang memerlukan waktu lebih kurang 5 bulan. Buah
matang dicirikan oleh perubahan warna kulit buah dan biji yang melepas dari
kulit bagian dalam. Bila buah diguncang biasanya bunyi.
8.
Pengolahan
Pengolahan biji kakao
mengikuti tahapan fermentasi (pencucian), pengeringan, sortasi, dan
penyimpanan. Fermentasi
bertujuan untuk mematikan biji sehingga perubahan-perubahan di dalam biji akan
mudah terjadi, tujuan lain untuk melepaskan pulp. Biji kakao difermentasikan di
dalam kotak berlubang. Proses fermentasi biasanya berlangsung 4-6 hari. Sejak
fermentasi kotak pertama memerlukan waktu 12 jam, fermentasi kedua selama 36
jam. Aroma akan terbentuk 36 jam setelah
masa pertama
fermentasi. Pengeringan
dapat dilaksanakan dengan sinar matahari atau pengeringan buatan. Dengan sinar
matahari dibutuhkan waktu 6 hari sampai biji benar-benar kering. Sortasi biji yang telah
dikeringkan dilaksanakan atas dasar berat biji, kemurnian warna dan bahan ikutan,
serta jamur. Penyimpanan
kakao sebaiknya disimpan di gudang yang
bersih dan memilki lubang pergantian udara.
Daftar Pustaka
Aak. (1988). Budidaya Tanaman Kopi. Penerbit
Kanisius: Yogyakarta
Layli, F. (2012). Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk
Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) di Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar. Skripsi.
Fakultas Ilmu Sosial. UM. Malang.
Setyamidjaja, Djoehana. (2006). Kelapa Sawit Teknik Budidaya, Panen Dan Pengolahan. Penerbit
Kanisius:Yogyakarta
Siregar, H.S Tumpulw.dkk.(1993). Budidaya, Pengolahan, Dan Pemasaran Cokelat. Pt. Penebar swadaya: Jakarta
Syamsulbahri, (1996). Bercocok Tanam-Tanaman Perkebunan Tahunan. Gajah Mada University Press: Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar