Pertanian Di Dunia
Beberapa contoh pertanian di luar negeri:
1. Pertanian di Jepang yaitu, Kebijakan Pemerintah dan Nasib Petani
Pertanian
bukanlah sektor andalan bagi Negara Jepang. Sumbangsih sektor pertanian
terhadap Gross Domestik Product (GDP) hanya 1,5 %, namun mengapa
pemerintah Jepang membela petani mati-matian?
Dengan jumlah penduduk
127,57 juta jiwa (peringkat 10 dunia) dan menempati hanya 377,944
km2(2012), Jepang adalah salah satu negara berpenduduk terpadat di
Dunia. Untuk menjamin ketersediaan pangan bagi rakyatnya, Pemerintah
Jepang mengalokasikan APBN sebesar 3,7% dan memberikan subsidi hingga
770% untuk sektor pertanian.
Komoditas pertanian dalam negeri yang
paling diproteksi adalah beras, daging dan susu, selebihnya Jepang
menggantungkan produk pertanian dari impor. Jepang memiliki empat musim
yang tidak memungkinkan dilakukan pola budidaya untuk segala jenis
tanaman dan peternakan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hasil
pertanian lainnya seperti gandum, buah-buahan, dan komoditas perkebunan
diperoleh dari impor.
Rencana pemerintah Jepang untuk menandatangani
kesepakatan ini mendapat tentangan dari kelompok petani yang diwakili
oleh Japan Agriculture Cooperation (JA-Zenchu), dan saat tulisan ini
dibuat (Desember 2011), negosiasi antara pemerintah Jepang dengan
parlemen dan perwakilan petani masih dalam proses.
Pada titik ini,
sebenarnya Jepang bukan merupakan negara yang pas sebagai contoh dalam
hal perlindungan dan pemberdayaan bagi petani. Namun kebijakan yang
telah dilaksanakan oleh pemerintah Jepang selama ini masih tetap menarik
untuk dipelajari lebih jauh, karena petani di Jepang masih menjadi
petani yang paling makmur dan berdaya di dunia.
Sumber: http://yusmansyah.wordpress.com/2012/09/17/nasib-petani-di-jepang-1/
2. 459 Belanda, Potret Negara Agraris yang Sebenarnya
Berbicara mengenai Negara Belanda, ingatan saya akan selalu tersambung dengan mantan negri penjajah dan kemajuan pertaniannya.
Belanda
adalah negara pengekspor produk pertanian terbesar kedua setelah USA
dan negara pengekspor sayur serta bunga terbesar ketiga di dunia.
Belanda memasok seperempat dari sayuran yang diekspor Eropa.
Pada
tahun 2010, di Belanda terdapat 10.000 Ha greenhouse dan separuhnya
digunakan untuk menanam sayuran. Tomat, paprika dan mentimun merupakan
hasil utama dari greenhouse ini. Greenhouse di Belanda dilengkapi
teknologi yang canggih dan mengefisienkan waktu kerja.
Contohnya,
greenhouse yang memproduksi honing tomaten sejenis tomat ceri dengan
warna merah cerah, tekstur daging buah yang renyah dan cita rasa manis
seperti madu. Greenhouse honing tomaten ini bisa dikatakan unik karena
melibatkan lebah madu sebagai predator alami dan membantu dalam
penyerbukan bunga tomat.
Belanda adalah contoh menjadi negeri agraris
yang produktif, inovatif, kreatif, berskala dunia namun tetap
menomorsatukan konsep ramah lingkungan, penggunaan teknologi
berkelanjutan, efisiensi energi dan berorientasi pada kepuasan konsumen.
Indonesia bisa belajar dari Negri Belanda, untuk menjadi negara agraris
yang sebenarnya.
Sumber : http://kompetiblog2012.wordpress.com/2012/05/17/459-belanda-potret-negara-agraris-yang-sebenarnya/
3. Cara AS Memajukan Pertanian
Amerika
Serikat (AS) merupakan salah satu negara pengekspor hasil pertanian
terbesar di dunia. Komoditasnya pun lengkap dan berkualitas sangat baik,
mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, ayam potong, daging sapi, susu,
hingga ke tembakau dan biji-bijian.
Hasil tani utama para petani AS,
antara lain gandum, kacang kedelai, beras, kapas, dan tembakau.
Komoditas ini sebagian besar dieks-por ke sejumlah negara. Indonesia,
antara lain mengimpor kacang kedelai, gandum, kapas, produk olahan susu,
dan pakan ternak. Sungguh sebuah ironi. Ya...., berbagai tanaman ini
semestinya dapat dihasilkan di tanah Indonesia yang subur.
Kalau kita
menoleh sejenak ke belakang, sejarah mencatat bahwa sebelum orang-orang
Eropa datang ke benua Amerika, penduduk asli Amerika, suku Indian telah
menanam jagung. Jadi, umur perkebunan jagung di AS telah ribuan tahun.
Nah.. waktu orang-orang Eropa dari berbagai negara mulai berdatangan,
pertanian semakin meluas di sana.
Teknologi pertanian AS semakin maju
lagi sejak abad ke-19, saat banyak mesin dan teknologi baru ditemukan.
Kemajuan teknologi ini sampai ke AS, tetapi tidak membuat mereka
meninggalkan pertanian. Justru pertanian di sana semakin berkembang.
Mesin dan teknologi yang ditemukan itu juga digunakan untuk meningkatkan
hasil dan mutu pertanian.
Seperti penerapan ilmu biologi untuk
mencangkok tanaman, agar hasil buahnya lebih bagus dari tanaman
induknya. Ilmu pertanahan berguna untuk mengelola tanah pertanian dan
mengatur sistem irigasinya. Kemajuan teknologi membuat pertanian semakin
maju. Buktinya, lahan pertanian pun makin luas. Kebanyakan lahan
pertanian di AS ditanami, antara lain jagung dan gandum. Tanah pertanian
utama digunakan untuk menghasilkan makanan serat-seratan.
Bahkan
komoditas yang dulunya tidak ada di sana, sekarang ini sudah banyak
juga. Salah satunya adalah kedelai, yang baru diperkenalkan di AS pada
tahun 1950-an, kini menjadi salah satu pengekspor kedelai terbanyak.
Dan, salah satu importir kedelai dari AS adalah Indonesia.
Sumber:
http://www.sainsindonesia.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=623:cara-as-memajukan-pertanian&catid=33&Itemid=138
4. Perubahan Iklim Memiliki Petani Kopi Di Haiti Mencari Tinggi Ground
Haiti
pernah diproduksi setengah kopi dunia. Subur, teduh tertutup pegunungan
memberikan lingkungan yang ideal untuk pohon Arabika yang diimpor.
Saat
ini, kopi Haiti nyaris register dalam survei global. Embargo
perdagangan, deforestasi dan munculnya pusat-pusat kekuatan kopi global
seperti Brazil dan Indonesia adalah beberapa alasan. Dan sekarang, ada
perubahan iklim.
Tapi di sini dalam berdiri pohon kopi di dekat
Beaumont, salah satu bagian hutan beberapa Haiti, kopi - tumbuh, minum
dan menjualnya - tetap menjadi bagian dari budaya. Perempuan menyanyikan
Creole lagu rakyat karena mereka meneliti kelompok buah kopi. Di dalam
buah lubang-lubang yang akan difermentasi, dipanggang, tanah dan, suatu
hari, diseduh kopi. Mereka menarik yang merah cerah dari cabang dan
melemparkan mereka ke dalam ember plastik.
Lokal co-op akan
membeli dan memproses ceri ini, kemudian menjual biji berkualitas rendah
di pasar lokal. Kacang-kualitas tertinggi akan mendapatkan dijual ke
pembeli nirlaba di Madison, Wis.
"Sejak kecil saya sudah tumbuh
kopi," kata Enock Telemaque, yang memiliki pohon-pohon perempuan panen.
"Saya tumbuh dengan ayah saya dan ibu saya."
Biji kopi yang meraup untuk jemur di Guatemala barat.
TheSalt
Journey Of A Specialty Coffee Bean, Dari Cherry Untuk Piala
Anak
Telemaque ini menanam kopi, juga. Tapi cucu-cucunya mungkin tidak
memiliki kesempatan itu. Perubahan iklim mendorong suhu di Haiti, kata
Anton Eitzinger dengan The Center for Tropical Agriculture. Itu buruk
bagi kopi dan bagi petani.
"Di mana kopi sangat dipengaruhi oleh
perubahan iklim, kita harus berpikir tentang diversifikasi ke tanaman
lain," kata Eitzinger.
Tanaman berharga, seperti mangga dan
kakao. Dan bagi petani Haiti untuk terus tumbuh kopi, mereka akan harus
melakukannya pada ketinggian yang semakin tinggi, di mana udara lebih
dingin.
Ekspor kopi Haiti telah terus menurun selama dua dekade
terakhir. Mereka membawa sekitar $ 1 juta per tahun - hanya sebagian
kecil dari perdagangan global.
Sebuah berry kopi sepenuhnya
terbentuk, kiri, ditampilkan di sebelah kopi berry yang rusak karena
kekeringan, di sebuah kebun kopi di Santo Antonio do Jardim, Brasil pada
6 Februari.
Dia
membawa kita melewati balok semen dengan tumpukan biji pengeringan di
bawah sinar matahari dan ke dalam dirinya timah-atap rumah untuk
memamerkan penuh, 60-kilo (sekitar £ 132) karung kopi dia dipanen -
memprediksi itu akan mendarat nya $ 3 per pon .
"Kopi adalah
rekening bank. Kami mengirim anak-anak kita ke universitas dengan kopi,"
kata Bezaire. Dia mendengar dia akan perlu membuat perubahan, seperti
kemungkinan pindah ke tempat yang lebih tinggi.
Daerah yang
lebih tinggi akan terus memproduksi kopi. Di situlah Gilbert Gonzales
mendapat kacang nya. Gonzales adalah wakil presiden Rebo, salah satu
pembeli terbesar di Haiti. Kebanyakan kopi yang ditanam di Haiti akan
dikonsumsi di Haiti, tapi Rebo juga menjual kacang untuk perusahaan di
Irlandia dan Jepang, dan dikemas, kopi panggang secara online di Amerika
Serikat.
Seorang pekerja mengeringkan biji kopi di perkebunan kopi di Santiago Atitlan, Guatemala, di Februari 2013.
"Ada kebutuhan
untuk memodernisasi. Ada kebutuhan untuk meningkatkan hasil. Ada
kebutuhan untuk menyuntikkan kepercayaan di sektor ini," kata Gonzales.
Jadi
dia membuat lompatan ke pertanian. Rebo adalah menciptakan tiga
peternakan demonstrasi di dataran tinggi sekitar Haiti, tempat untuk
mengajarkan petani bagaimana menanam kopi yang Rebo dapat menjual secara
global.
"Pembeli akan merasa lebih percaya diri mengetahui
bahwa perusahaan Haiti berinvestasi dalam produksi," katanya. Gonzales
menyebutnya sebagai investasi di masa depan.
Untuk saat ini,
petani Haiti mencoba untuk menggunakan varietals baru dari Kolumbia yang
lebih tahan panas. Tapi mereka tidak akan tahu apakah upaya tersebut
bekerja selama beberapa tahun, ketika pohon-pohon mulai berbuah.
Irigasi, rotasi tanaman dan pengelolaan naungan teknik dalam berat
gundul Haiti juga bisa membantu mencegah perubahan lebih lanjut, tapi
kemungkinan wilayah ini tidak akan pernah melihat ledakan yang sama
dulu.
Sumber: http://www.npr.org/blogs/thesalt/2014/10/20/357589088/climate-change-has-coffee-growers-in-haiti-seeking-higher-ground
5. Pertanian Modern Taiwan
Hamparan
sawah seluas satu hektar, hanya memerlukan waktu tiga jam dalam menanam
padi, jika menggunakan mesin tanam padi seperti yang ada di Taiwan.
Dengan pola tanam tersebut tentu dapat menghemat tenaga kerja, waktu
serta yang menggiurkan adalah hasil panen yang memuaskan.Per hektar
mampu menghasilkan 12 ton gabah.
Sistem pertanian modern di
Taiwan, agaknya menjadi daya tarik bagi Kepala KDEI Taipei.Sehingga
walau harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam antara Taipei Changhua,
bapak dua putra ini tetap semangat mengikuti arahan dari konsultan
teknik Chang Kuo-An saat mengunjungi para petani Taiwan beberapa waktu
lalu.
Padi sangat jauh dengan sistem yang ada di
Indonesia.Jika petani Indonesia dari bibit disemai dihamparan
persemaian. Setelah persemaian tumbuh dengan memakan waktu kira-kira 15
hari barulah bibit padi di cabut(di daut) dari persemaian. Setelah itu
padi baru di tanam diatas lahan. Dalam satu hektar cara penanaman ini
memerlukan waktu seminggu dan membutuhkan tenaga kerja sekitar empat
atau lima orang.
Cara tanam dengan menggunakan mesin tanam ini
hanya memerlukan waktu tiga jam per hektar. Menggunakan mesin tanam ini,
selain lebih efisien waktu dan tenaga juga membuat tanaman rapi, karena
secara otomatis mesin telah memisah-misah bibit dengan jumlah yang sama
dan dalam garis yang sama pula.Dengan menggunakan system ini, akan
memperpendek proses olah, tanam dan petik. Mulai dari persemaian hingga
panen petani merasakan jika dengan sistem ini akan lebih menguntungkan.
Keunggulan
teknologi pertanian Taiwan ini, karena proses pertanian di dukung
dengan mesin yang seluruh prosesnya tidak banyak menyerap tenaga
manusia. Seperti yang terlihat di lokasi, jika terdapat dua ruang yang
terdapat mesin pompainer. Satu ruang khusus untuk mencampur tanah gabah
dan pupuk, serta satu ruang lagi sebagai tempat pencetakan bibit.MenuruT
Mr. Chan jika mesin pompainer berfungsi untuk menjaga mutu bibit yang
di tanam.Sementara mesin-mesin ini mampu menghasilkan produksi bibit
sekitar 3000 per jam.
Sumber:
http://pertanian-bojonegoro.blogspot.com/2012/10/mengintip-pertanian-modern-taiwan.html#!/2012/10/mengintip-pertanian-modern-taiwan.html
SEARCH
LATEST
3-latest-65px
SECCIONS
- ISO 14000 (1)
- Kearifan lokal (2)
- Kebijakan Daerah (1)
- Makalah Teori Konseling (1)
- PENGALAMAN KOMUNIKASI (1)
- PERTANIAN (1)
- PERTANIAN DI DUNIA (1)
ABOUT
- retno jumilah
- Perkenalkan nama saya retno jumilah, biasa dipanggil retno. Motto hidup "Selama hidup carilah Ridho Allah".
Diberdayakan oleh Blogger.
Wikipedia
Hasil penelusuran
Formulir Kontak
Formulir Kontak
Pengikut
Total Tayangan Halaman
Cari Blog Ini
Arsip Blog
Postingan Populer
-
Kearifan Lokal Minangkabau Bercocok Tanaman Bercocok tanam dan beternak adalah kebudaya yang mengental bagi masyarakat Minangkabau umu...
-
Pengetahuan dan Kearifan Lokal Pengetahuan lokal merupakan tradisi maupun praktik-praktik yang berlangsung secara turun menurun di suat...
-
ISO 14000 Dan Perannya Dalam Standardisasi Pengelolaan Pertanian Yang Ramah Lingkungan Perkembangan Industri di Indon...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar