ISO 14000 Dan Perannya Dalam Standardisasi
Pengelolaan Pertanian Yang Ramah Lingkungan
Perkembangan Industri di
Indonesia semakin pesat dan berkembang. Semakin berkembangnya industri akan semakin besar kebutuhan lahan dalam pembangunan industri. Hal tersebut akan menyebabkan lahan pertanian menjadi berkurang. Kondisi sumberdaya
alam dan lingkungan yang terbatas dan jika industry dilakukan tanpa
memperdulikan kualitas sumber daya alam dan lingkungan, hal ini akan
menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan
merupakan upaya yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup. Lingkungan merupakan aspek terpenting untuk
keberlanjutan pembangunan selain dari
aspek ekonomi dan social. Oleh karena itu, untuk menangani dampak yang buruk
dari adanya industry untuk keberlanjutan lingkungan maka perusahaan perlu
menerapkan sistem manajemen lingkungan. Perusahaan bisa menerapkan ISO 14000 tentang lingkungan.
ISO 14000 series
merupakan seperangkat standar internasional bidang manajemen lingkungan yang dimaksudkan untuk membantu organisasi di
seluruh dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan
lingkungannya. Perumusan standar ISO
14000 series diprakarsai dunia usaha sebagai kontribusi terhadap pencapaian
Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro
Tahun 1992. ISO 14000 series mencakup
beberapa kelompok perangkat pengelolaan lingkungan, a.l. Sistem Manajemen Lingkungan (environment management system), Audit
Lingkungan (environment auditing), Evaluasi
Kinerja Lingkungan (environment
performance evaluation), pelabelan dan deklarasi lingkungan (environment labels and declaration), dan
Kajian Daur Hidup (life cycle assessment). Penerapan standar tersebut bersifat sukarela.
Standar yang paling populer adalah ISO
14001 Sistem Manajemen Lingkungan yang menjadi dasar sertifikasi ISO 14001. (http://www.menlh.go.id/tanya-jawab-iso-14000/).
ISO 14000 perlu
diterapkan oleh semua organisasi dari beragam
jenis kegiatan, beragam ukuran, berbeda lokasi, pada prinsipnya dapat
menerapkan standar ISO 14000, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Faktor pendorong utama dalam penerapan standar ISO 14000 di seluruh dunia adalah semakin
meningkatnya kepedulian berbagai pihak terhadap pentingnya upaya pelestarian
fungsi lingkungan hidup. Di satu sisi, pihak organisasi ybs dapat secara
proaktif menerapkan standar ISO 14000 untuk meningkatkan citra organisasi dan
meningkatkan daya saingnya, sementara di sisi lain banyak organisasi lain merasa
perlu menerapkan standar ISO 14000 untuk mengantisipasi permintaan konsumen dan
mitra usaha. (http://www.menlh.go.id/tanya-jawab-iso-14000/).
Menurut Kurniawan bahwa
ISO 14000 merupakan sistem manajemen lingkungan (SML) yang harus dipenuhi oleh
perusahaan yang ingin memperoleh sertifikasi.
Beberapa tujuan yang akan dicapai dalam penerapan ISO 14000, yaitu 1)
optimalisasi produktivitas dan penghematan biaya (efisien), 2) mengurangi
resiko lingkungan, 3) meningkatkan image organisasi, 4) meningkatkan kepekaan
terhadap perhatian public, dan 5) memperbaiki proses pengambilan keputusan.
Peserta ISO termasuk
satu badan standar nasional dari setiap Negara dan perusahaan-perusahaan besar.
standar-standar yang diberikan ISO kepada para perusahaan bertujuan gar
perusahaan ddi seluruh Negara dapat memiliki gambaran mengenai aturan kerja
pengelolaan lingkungan yang efektif dan dapat diterapkan pada sistem manajemen
lainnya. Perusahaan diharapkan dalam
mnjaga kestabilan dan kelestarian lingkungannya sehingga hal ini memungkinkan
kinerja perusahaan dngan basis lingkungan yang selalu terkendal dn terus
mengalami perkembangan.
ISO 14000 series mencakup beberapa
kelompok perangkat pengelolaan lingkungan atau seri standar yang terdiri dari:
1.
ISO
seri 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan (SML)
2.
ISO
seri 19011 tentang Audit Sistem Mutu dan Lingkungan
3.
ISO
seri 14020 tentang Label Lingkungan
4.
ISO
seri 14030 tentang Evaluasi Unjuk Kerja Lingkungan
5.
ISO
seri 14040 tentang Analisa Daur Hidup Produk
6.
ISO
seri 14050 tentang Istilah dan Definisi
7.
ISO
seri 14060 tentang Standar Aspek Lingkungan dan Produk (http://www.academia.edu)
Manfaat
penerapan standar ISO 14000
Penerapan standar ISO 14000
berpotensi untuk, antara lain :
• Meningkatkan citra organisasi
• Meningkatkan kinerja lingkungan organisasi
• Meningkatkan penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
pengelolaan lingkungan
• Mengurangi resiko usaha
• Meningkatkan efisiensi kegiatan
• Meningkatkan daya saing
• Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak
berkepentingan
• Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan,
pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)
• Dll. (http://www.menlh.go.id/tanya-jawab-iso-14000)
• Meningkatkan citra organisasi
• Meningkatkan kinerja lingkungan organisasi
• Meningkatkan penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
pengelolaan lingkungan
• Mengurangi resiko usaha
• Meningkatkan efisiensi kegiatan
• Meningkatkan daya saing
• Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak
berkepentingan
• Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan,
pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)
• Dll. (http://www.menlh.go.id/tanya-jawab-iso-14000)
Penerapan
standar ISO 14000 tidak akan secara langsung dan segera memberikan hasil nyata
perbaikan kinerja lingkungan dan pelestarian lingkungan hidup. Potensi perbaikan bersifat bertahap, namun
sistematis dan berkelanjutan, serta efisien. Proses bertahap inilah yang
diharapkan dapat mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development).
Terkait dengan isu lingkungan populer saat ini, pihak-pihak terkait
dapat menerapkan standar ISO 14000 yang relevan untuk meningkatkan kualitas
pengelolaan lingkungannya. (http://www.menlh.go.id/tanya-jawab-iso-14000/).
Isu lingkungan di Indonesia
sangat banyak kita jumpai terutama isu di bidang pertanian. Isu lingkungan di sector pertanian menjadi topic pembicaraan dan menjadi hal
penting dan perlu diperhatikan. Hal
tersebut dikarenakan isu di bidang pertanian akan berkaitan dengan
keberlanjutan (sustainability) dari
usaha tani. Menurut Irsal bahwa ada 3 isu
penting yang sangat terkait dengan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan,
yaitu 1) dampak pencemaran input agrokimia terhadap produk, lahan dan
lingkungan, 2) dampak kerusakan dan degrasi lahan, 3) dampak pencemaran residu
limbah industry, permukiman dan perkotaan terhadap produktivitas lahan dan kelestarian
lingkungan pertanian.
Dampak yang ditimbulkan
dari isu tersebut terhadap lingkungan telah teridentifikasi dan pencemaran
lingkungan oleh bahan agrokimia (pupuk dan pestisida) merupakan salah satu
dampak yang nyata. Penggunaan pupuk yang
berlebihan terutama pupuk nitrogen, dan sisa bahan kimia dari industry merupakan
faktor utama yang menyebabkan terjadinya penurunan dari kualitas lingkungan di
lahan sawah beririgasi. Penggunaan pestisida
menyebabkan meningkatnya resistensi organisme pengganggu tanaman, ketidakseimbangan
keragaman hayati, keracunan pada manusia, dan menurunnya kualitas produ
pertanian. Faktor biofisik yang lain
yang menyebabkan rusaknya kondisi lingkungn pertanian adalah degrasi lahan yang
meliputi pemasaman, kegaraman, alkalinitas, erosi, penggurunan, penurunan
jumlah hara, hilangnya bahan organic, pemadatan, penurunan muka tanah,
kekeringan dan banjir. Selain itu,
kesalahan pengelolaan lahan di masa lampau telah menyebabkan rusaknya sebagian
lahan pertanian yang berdampak pula terhadap penurunan produktivitas dan mutu
produk pertanian dan pada akhirnya berujung pada pencapaian revitalisasi
pertanian.
Menurut Kurniawan bahwa
isu lingkungan juga terjadi pada pengembangan kelapa sawit yang menyebabkan
kerusakan lingkungan yang meliputi penurunan kualitas udara, air dan tanah
sampai ke tingkat isu pemanasan global (global
warming) dan perubahan iklim (climate
change). Dampak negative lainnya
yaitu terganggunya keseimbangan ekologis, hutan alam menjadi monokultur
sehingga berkurangnya penangkapan carbon menjadi berkurang. Terkait dengan beberapa isu lingkungan di
atas bahwa perlu adanya penanganan
khusus agar tidak terjadi kerusakan lahan, sehingga keberlanjutn pertanian
masih bisa dijaga.
Pertanian berkelanjutan
merupakan pertanian yang bisa memproduksi tanpa merusak lingkungan. Selain itu, sistem pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian
yang seimbang antara ekosistem, ekonomi, lingkungan dan manusia yang
berkelanjutan untuk saat ini dan yang akan datang. Untuk mencapai pertanian berkelanjutan maka perlu
adanya penerapan standar ISO 14000 dengan konsisten.
Daftar
Pustaka
Irsal Las,
K. S., & Setiyanto, A. P. (2006). Isu dan pengelolaan lingkungan dalam
revitalisasi pertanian. Jurnal Litbang Pertanian, 25(3), 107.
Kurniawan,
Wawan. Urgensi Pembangunan Agroindustry Kelapa Sawit Berkelanjutan Untuk
Mengurangi Pemanasan Global. Jurnal
Teknik Industri, ISSN:1411-6340.
http://www.menlh.go.id/tanya-jawab-iso-14000/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar